Sabtu, Agustus 29, 2009

Kemarahan

Marah...
Marah Bukanlah respon yang cerdas. Org bijak selalu bahagia. dan orang yang bahagia tak akan marah. marah terutamanya adalah tidak masuk akal.

Suatu hari mobil kami berhenti di lampu merah di samping ada sebuah mobil lainnya. Saya memperhatikan pengemudi mobil itu mamaki-maki lampu merah: " Kamu lampu brengsek! Kamu tau aku ada janji penting! Kamu tau sudah terlambat dan kamu membiarkan mobil di depan ku lewat. Dasar babi!

Dia menyalahkan lampu merah, seolah-olah si lampu merah punya banyak pilihan. Dia pikir si lampu merah memang sengaja menyakitinya: "Aha!! ini dia datang. aku tahu dia terlambat. Aku akan membiarkan mobil lain lewat dulu. lalu… MERAH!! Berhenti!! kena dia!! Si lampu merah mungkin tampak jahat, tetapi mereka hanyalah lampu merah, itu aja. Apa sih yg anda harapakan dari sebuah lampu merah?

Dan saya bisa membayangkan orang itu terlambat pulang dan istrinya memakinya, "Kamu suami brengsek! Kamu tahu kita ada janji penting. Kamu tau tidak boleh terlambat dan kamu malah mendahulukan urusanmu ketimbang aku. Dasar babi! Ini juga bukan yg pertama kali…
Si istri menyalahkan suaminya. Seolah-olah si suami punya banyak pilihan. 

Dia pikir suaminya memang sengaja menyakitinya. "Aha! aku ada janji penting ma istriku. Aku akan terlambat! Kena dia! parah suami mungkin tampak jahat. tapi mereka hanyalah para suami, itu saja! apa sih yang anda harapkan dari para suami?


Konsekuensi Lain dari kemarahan yang harus kita camkan dalam pikiran yaitu bahwasannya kemarahan menghancurkan hubungan dan memisahkan kita dari teman-teman kita. Mengapa setelah melewatkan tahun-tahun penuh kebahagian bersama seorg kawan, namun ketika suatu kali dia melakukan suatu kesalahan yang sangat menyakiti hati, kita menjadi begitu marahnya sampai-sampai menyudahi hubungan kita untuk selama-lamanya? Seluruh momen indah yg kita lewatkan bersama (998 bata bagus) di anggap tidak pernah ada. Kita hanya melihat satu kesalahan mengerikan (2 bata jelek) dan menghancurkan segalanya. Rasanya itu kok tidak adil. JIKA MEMANG INGIN KESEPIAN, PUPUK SAJA KEMARAHAN.

diambil dari 
Kisah2 Inspiratif
Ajahn Brahm (Membuka Pintu Hati)

Tidak ada komentar: