Sabtu, Agustus 29, 2009

Jadilah Pelita

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta."

Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama." Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita.. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi. 

kiriman Sugiarto

Kemarahan

Marah...
Marah Bukanlah respon yang cerdas. Org bijak selalu bahagia. dan orang yang bahagia tak akan marah. marah terutamanya adalah tidak masuk akal.

Suatu hari mobil kami berhenti di lampu merah di samping ada sebuah mobil lainnya. Saya memperhatikan pengemudi mobil itu mamaki-maki lampu merah: " Kamu lampu brengsek! Kamu tau aku ada janji penting! Kamu tau sudah terlambat dan kamu membiarkan mobil di depan ku lewat. Dasar babi!

Dia menyalahkan lampu merah, seolah-olah si lampu merah punya banyak pilihan. Dia pikir si lampu merah memang sengaja menyakitinya: "Aha!! ini dia datang. aku tahu dia terlambat. Aku akan membiarkan mobil lain lewat dulu. lalu… MERAH!! Berhenti!! kena dia!! Si lampu merah mungkin tampak jahat, tetapi mereka hanyalah lampu merah, itu aja. Apa sih yg anda harapakan dari sebuah lampu merah?

Dan saya bisa membayangkan orang itu terlambat pulang dan istrinya memakinya, "Kamu suami brengsek! Kamu tahu kita ada janji penting. Kamu tau tidak boleh terlambat dan kamu malah mendahulukan urusanmu ketimbang aku. Dasar babi! Ini juga bukan yg pertama kali…
Si istri menyalahkan suaminya. Seolah-olah si suami punya banyak pilihan. 

Dia pikir suaminya memang sengaja menyakitinya. "Aha! aku ada janji penting ma istriku. Aku akan terlambat! Kena dia! parah suami mungkin tampak jahat. tapi mereka hanyalah para suami, itu saja! apa sih yang anda harapkan dari para suami?


Konsekuensi Lain dari kemarahan yang harus kita camkan dalam pikiran yaitu bahwasannya kemarahan menghancurkan hubungan dan memisahkan kita dari teman-teman kita. Mengapa setelah melewatkan tahun-tahun penuh kebahagian bersama seorg kawan, namun ketika suatu kali dia melakukan suatu kesalahan yang sangat menyakiti hati, kita menjadi begitu marahnya sampai-sampai menyudahi hubungan kita untuk selama-lamanya? Seluruh momen indah yg kita lewatkan bersama (998 bata bagus) di anggap tidak pernah ada. Kita hanya melihat satu kesalahan mengerikan (2 bata jelek) dan menghancurkan segalanya. Rasanya itu kok tidak adil. JIKA MEMANG INGIN KESEPIAN, PUPUK SAJA KEMARAHAN.

diambil dari 
Kisah2 Inspiratif
Ajahn Brahm (Membuka Pintu Hati)

Sabtu, Juni 06, 2009

Sesama Bis Kota Dilarang Saling Mendahului

"Sesama Bis Kota, Dilarang Saling Mendahului". Anda pernah mendengar kalimat itu? Mungkin pada awalnya kalimat itu dibuat untuk mengingatkan para sopir bis kota supaya tidak ngebut atau balap-balapan dengan bis kota yang lainnya. Sehingga, kalimat itu jelas tertulis dikaca belakang setiap bis kota. Lama kelamaan, kalimat itu menjadi begitu populer seolah ingin mengingatkan kita supaya tetap menjaga norma dan etika ketika sedang bersaing.

Semakin tinggi tingkat persaingan, semakin besar peluang untuk saling menyerang. Bahkan, tak jarang kita saling menjatuhkan.Persaingan tidak hanya terjadi untuk memperebutkan kursi kepresidenan. Melainkan juga pada semua sektor kehidupan. Persaingan bisnis, terjadi setiap hari. Persaingan dengan teman dikantor, seolah tidak kenal henti. Bahkan persaingan untuk memperebutkan seorang pacar, bukan peristiwa yang langka. Pendek kata, kita seolah hidup dalam lingkungan yang penuh dengan persaingan. Sampai-sampai, ada orang yang berkeyakinan; "kalau hidup tidak mau bersaing, maka kita bakal tersingkirkan. ". Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita sering menemukan orang melakukan apa saja untuk memenangkan persaingan.

Dikantor, persaingan sering melahirkan hubungan yang tidak harmonis diantara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain. Bahkan, antara bos di divisi yang satu dengan bos di divisi yang lain. Akhirnya, anak buah mereka juga mau tidak mau ikut terlibat didalam persaingan tidak sehat itu. Walhasil, hubungan diantara kedua divisi tidak pernah berjalan mulus. Ada saja kata-kata sindiran, memojokkan atau usaha-usaha penjegalan satu sama lain. Meskipun mereka bertemu setiap hari, mereka enggan untuk sekedar saling bertegur sapa.Tetapi, apakah persaingan selalu berdampak seburuk itu? Tidak juga. 

Persaingan yang sehat bersifat positif. Bahkan, orang-orang yang bersaing secara sehat dapat mengambil manfaat dari proses persaingan itu. Sebab, persaingan yang sehat memiliki beberapa ciri unik yang semuanya bermotif positif. Ciri-ciri itu antara lain;
Pertama, orang-orang yang bersaing saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Kedua, orang-orang yang bersaing memiliki pertalian batin dan hubungan pribadi yang baik.
Ketiga, orang-orang yang bersaing menerima dengan legowo kemenangan temannya.
Keempat, orang yang kalah bersaing mendedikasikan sumberdaya yang dimilikinya untuk mendukung kemenangan temannya.
Kelima, orang yang menang bersaing menjaga perasaan dan merangkul temannya yang kalah untuk berbagi kemenangan dengannya.Sedangkan persaingan yang didasari oleh rasa iri dan keserakahan justru menyebabkan perpecahan dan suasana yang merugikan bagi perusahaan.

Sebab, orang-orang yang dirinya diliputi oleh keserakahan selalu ingin menguasai segala hal indah sendirian. Orang semacam ini, tidak akan puas oleh jabatan atau penghasilan yang mereka dapatkan. Selama masih ada orang lain yang lebih dari dirinya, dia akan terus berusaha mengalahkannya. Perasaan iri, sama berbahayanya. Orang-orang yang memelihara rasa iri tidak pernah senang melihat keberhasilan orang lain. Sehingga dia melakukan cara apapun untuk menjatuhkan.

Namun, mengapa hanya 'sesama bis kota' yang dilarang saling mendahului? Apakah bis kota boleh 'mendahului angkot', misalnya? Didalam konteks kehidupan manusia, ternyata memang persaingan tidak sehat itu terjadi diantara orang-orang yang berada dalam 'satu komunitas' atau 'satu profesi'. Misalnya, karyawan iri kepada sesama karyawan. Mereka tidak iri kepada pedagang di pasar. Sebaliknya, pedagang di pasar, iri pada temannya sesama pemilik kios di pasar. Artis iri kepada artis. Pelajar iri kepada pelajar. Trainer, iri kepada trainer. Teman iri kepada teman. Dan sebagainya. Kemudian, dari perasaan iri itu muncullah sifat antipati. 

Dan ketika seseorang memiliki sikap antipati, maka pasti dia tidak akan pernah bersedia untuk mengulurkan tangan dengan tulus ketika temannya membutuhkan bantuan. Padahal bukankah Tuhan menciptakan kita untuk saling menolong satu sama lain? Jika demikian, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk mengikis habis semua perasaan iri yang masih tersisa didalam hati

Diambil dari Milis LCI D307B" , "Milis Akuntansi 98" , "Milis Smudabaya98" ,

Sabtu, Maret 07, 2009

Kiat Sederhana Panjang Usia

Sumber : tidak diketahui, diambil dari kiriman e-mail rekan saya beberapa waktu yll.

Panjang usia dan sehat, siapa pun pasti menghendaki ini. Ada10 cara yang sangat mudah asal disiplin dilakukan untuk mencapainya. Apa sajakah itu?

1. KONTROL LINGKAR PINGGANG
Penelitian terakhir dari Universitas Birmingham menemukan bahwa adalah lingkar pinggang, bukan berat badan yang menjadi indikator terbaik untuk penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Para ahli percaya bahwa lemak yang terkumpul di perut lebih berbahaya dibandingkan yang terakumulasi di paha karena lemak di perut dapat merusak sistem insulin tubuh. Bila ini terjadi, risiko diabetes dan penyakit jantung jadi meningkat. Karena itu, usahakan agar lingkar pinggang pria tak lebih dari 94 cm dan wanita tak lebih dari 80 cm.

2. CARI SECOND OPINION
Setiap menerima resep dari dokter, periksalah dengan pihak apotek, obat-obatan apa yang tak boleh dicampur dan apa efek sampingnya. Jika tak yakin, cari second opinion. Peneliti dari University Liverpool, Inggris, menemukan bahwa 10 ribu orang di Inggris mati karena reaksi merugikan dari obat-obatan, yang meski tak perlu, tetap diresepkan tetapi dalam dosis yang tidak tepat.

3. JAGA KEBERSIHAN DAPUR
Dapur adalah hot spot atau tempat kuman paling banyak di rumah. Penelitian para ahli di Universitas Arizona, AS, menemukan bahwa spons di dapur adalah tempat tinggal lebih dari 7 miliar bakteri. Tempat favorit lain adalah bak cuci piring, pegangan keran dapur, talenan, dan pegangan kulkas. Karena itu, sering seringlah mengganti lap dapur serta cuci dan masak sayuran dengan benar.

4. RAJIN BERAMAL
Penelitian di Universityof Michiganmenemukan bahwa orang yang sering membantu atau mendukung secara emosional orang lain, risiko mati muda berkurang hingga 60 persen. Sebaliknya, orang yang tak pernah menolong, risiko mati meningkat dua kali lebih banyak dibanding orang yang suka beramal.

5. BERSAHABAT DENGAN IBU
Kalau lama tak bertemu Ibu, segeralah menelepon. Menurut peneliti di Harvard Medical School, orang yang hubungannya jauh dengan sang ibu, lebih rentan kena penyakit serius di masa tua seperti penyakit darah tinggi dan jantung.

6. BANGUN RASA PERCAYA DIRI
Studi di Universitas Toronto menemukan bahwa orang yang mendapat kepercayaan diri tinggi karena memenangi Piala Oscar hidup 4 tahun lebih lama dibanding aktor dan aktris yang tak pernah menang. Para peneliti percaya bahwa rasa damai dalam diri dan pencapaian prestasi melatih tubuh untuk belajar mengatasi stres dengan baik.

7. SARAPAN OAT
Oat mengandung fitokimia yang merupakan antioksidan pelawan penyakit jantung dan kanker. Studi di Universitas Tufts, AS, menemukan bahwa fitokimia dalam oat efektif mengurangi jumlah plak dan molekul berlemak yang melapisi dinding pembuluh arteri.

8. TAK PERLU BERLEBIHAN MINUM SUPLEMEN ALAMI
Memang sumber suplemen itu alami. Namun, jangan sekalipun berasumsi bahwa jika satu tablet berkhasiat, minum lebih dari satu pasti lebih berkhasiat. Rod Brennan, Direktur Sydney's Nature Care College merekomendasikan minum supplemen dan vitamin sesuai
dosis yang dianjurkan.

9. MAKAN PISANG
Makan pisang sehari sekali baik sekali untuk mengatasi penyakit tekanan darah tinggi. Sebuah studi di AS menemukan bahwa orang yang kekurangan potasium lebih beresiko terkena hipertensi, pemicu penyakit jantung. Pisang adalah sumber potasium yang sangat baik. Sumber potasium lainnya adalah alpukat, labu dan kentang.

10. MAKAN SUP MISO
Publikasi dari John Hopkins Medicine mengungkapkan bahwa orang-orang di Pulau Okinawa, Jepang, 75 persen lebih rendah dibanding orang Amerika Serikat untuk kena kanker. Itu karena mereka banyak mengonsumsi makanan bersumber kedelai, khususnya sup miso. Kedelai adalah sumber isoflavon, zat yang ampuh mencegah kanker yang disebabkan oleh berlebihnya hormon estrogen.
muditao.com oleh Tjing Wen

Senin, Februari 16, 2009

TOPENG


My Mask
I hide behind a mask
You can’t see my face
Looking at first glance
I’m in a happy place
The truth is, that’s a lie
But you can’t really tell
that in the back of my mind
I think the world should rot in hell
What’s the point of living
If we are all going to die
What’s the point of being happy
If in the end we’re going to cry
But this is something no one sees
This is something no one knows
And yet deep inside of me
This feeling of hatred grows
So even though this mask reveals a happy side of me,
I use the mask as a shield to look at what others can never see.
by Jamila Rashid


Saya sempat terkejut ketika mendengar cerita seorang teman mengenai suaminya. Tak lama setelah pernikahan mereka, sifat suaminya berubah 180 derajat. Dari yang tadinya kelihatan pasrah, tenang, penyayang, dan kalem, menjadi tukang mengancam, suka memerintah, dan sering marah-marah.

Sang istri berusaha lebih sabar, mengalah, dan mencoba memahami perilaku suaminya, serta mulai mengurangi marah-marah dan tidak menuntut. Ia berusaha mengubah diri menjadi istri yang lebih baik.

Nyatanya, tingkah suaminya makin menjadi-jadi. Makin tak peduli. Padahal di lingkungan sosial, sang suami merupakan orang yang dianggap baik, taat beribadah, dan karyawan yang penurut. Ia juga selalu mengikuti kemauan/permintaan orang lain.

Teman saya tadi hanya bisa bertahan. Ia berusaha sabar dan berharap suaminya berubah. Apa yang sebenarnya terjadi kepada suaminya? Adakah sesuatu yang disembunyikannya, apakah ada gangguan jiwa, atau … entah apa lagi.

Suami teman saya tadi di depan orang lain seperti mengenakan topeng. Ketika ia merasa lelah dengan topeng tersebut, istrinya seolah-olah menjadi tempat pelampiasan amarah dan kekecewaan.

Lain halnya dengan kisah rekan saya yang lain. Ia mengaku lelah karena harus berpura-pura dan bermuka manis di depan atasannya. Alasannya, karena untuk kelangsungan karier.

“Kalau tidak begitu gimana dong…ntar nggak dapat promosi. Tapi, lama-lama capek juga yah…,” katanya. Ia menceritakan bahwa dalam keseharian harus menyetujui atasan, rela diperlakukan apa pun. Di kantor, ia seperti terbelenggu. Beruntung, saat sampai di
rumah, “topeng” tadi terlepas. “Di rumah bisa ngomongin rasa kesal dan ketidaksetujuan dengan bebas,” lanjutnya.

Abimanyu

Ada kalanya manusia mengenakan “topeng” dalam kehidupannya. Kita ingin diakui atau tampak baik di depan banyak orang.

Ingin Tampak Baik

Dua contoh tadi mungkin pernah atau tengah kita alami. Ada kalanya manusia mengenakan “topeng” dalam kehidupannya. Kita ingin diakui atau tampak baik di depan banyak orang. Kita berusaha keras menekan segala rasa marah, keinginan untuk mengeluarkan pendapat kita, dan (terpaksa) pasrah.

Hal tersebut dilakukan, bisa karena rasa tidak enak, ada tujuan tertentu (dalam kasus ke-2 karena karier), atau mau merasa aman. Padahal, sebenarnya dalam hati, kita tidak rela atas keadaan tersebut.

Meski merasa tak rela, wajah dan perilaku kita menyatakan lain. Memang, pada akhirnya banyak orang mengakui kebaikan dan kesabaran kita. Namun, hal tersebut dapat membuat kita menjadi lebih tertekan.

Dalam kasus di atas, saya juga tidak mengetahui dengan pasti, apa yang dirasakan suami teman saya. Saya juga tidak mengetahui, mengapa ia berubah. Saya juga tidak berani menganggap bahwa ia mengalami gangguan jiwa, karena hal tersebut memerlukan diagnosa. Secara awam, saya merasa ia menggunakan “topeng” dan pada akhirnya topeng
tersebut malah membebaninya. Sayangnya, beban dan rasa putus asa tersebut ditimpakan kepada orang lain yang dianggap tidak berdaya.

Kasus ke-2 lebih umum ditemui. Sering terjadi di antara kita. Namun, masih ada tempat untuk menjadi diri sendiri, seperti teman, dan lingkungan keluarga. “Topeng” dikenakan sementara, namun pada akhirnya melelahkan si empunya juga.

Kadang, ada orang yang berpendapat bahwa dalam kehidupan, kita perlu berganti-ganti “topeng”. Nyatanya, “topeng” adalah sesuatu yang membebani. Membuat orang merasa pengap, dan sesak. Di sisi lain, membatasi ruang gerak individu.

Dengan topeng, individu tidak mampu mengekspresikan diri. Yang diekspresikan adalah diri yang palsu. Ia kehilangan dirinya yang sebenarnya.

Individu dengan berbagai topeng akan merasa kelelahan. Ia berusaha menyenangkan setiap orang, berusaha tampak baik di hadapan semua orang, berharap diterima dan disukai oleh orang lain. Tanpa ia sadari, topeng yang ia kenakan juga dapat melukai orang lain.

Menjadi Diri Sendiri 

Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah hal yang baik. Tetapi, tentu saja hal tersebut dilakukan tanpa harus mengorbankan perasaan dan kepentingan diri. Kadang, kita memang harus berani menentang arus, mengeluarkan pendapat, dan berperilaku apa adanya. Mungkin orang lain belum tentu menyukai hal tersebut, namun bila hal itu dilakukan, karena merupakan sesuatu yang memang benar, mengapa
kita harus khawatir?

Dengan menjadi diri kita sendiri, individu menjadi individu yang sehat. individu dapat mengekspresikan diri secara tepat dan mengembangkan dirinya. Setiap tindakan yang dilakukan merupakan cermin dari keadaan dirinya.

Tentu saja, seiring dengan bertambahnya usia, maka kita semakin matang dalam hal menjadi diri sendiri, semakin bijaksana dalam pikiran, tindakan, dan menjadi bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Bukan sebaliknya, semakin tua malah makin dalam
terperangkap dalam ke-pura-puraan.

Kita juga berhak untuk asertif, menolak, atau mengatakan tidak dengan alasan dan cara yang tepat. Jangan sampai, usaha kita untuk menyenangkan semua orang dan dianggap baik, malah menjadi batu sandungan bagi diri sendiri. Kebaikan, bahkan segala sesuatu, harus dilakukan dengan tulus. Bukan karena ingin terlihat baik.

Bila kita memang pribadi yang lurus, dan benar, maka orang akan melihat sinar kebaikan itu sendiri tanpa kita harus bersusah payah.

Sudah siapkah Anda melepas topeng Anda dan menampilkan diri Anda apa adanya?

Sumber: Topeng oleh Clara Moningka, Kepala Lembaga Pelayanan Psikologi dan Dosen Fakultas Psikologi UKRIDA Jakarta

Disalin dari

http://bocahklene.blog.telkomspeedy.com/2009/02/16/topeng/#more-206

Minggu, Februari 15, 2009

KALIURANG - YOGYAKARTA


 KALIURANG - YOGYAKARTA  

Pada awal abad ke-19, sejumlah ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta, bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarganya. Mereka menyusuri kawasan utara yang merupakan dataran tinggi. Sesampainya di Kaliurang yang berada di ketinggian 900 meter dari permukaan laut, para "meneer" tersebut terpesona dengan keindahan dan kesejukan alam di kaki gunung itu. Mereka akhirnya membangun bungalow-bungalow dan memutuskan kawasan itu sebagai tempat peristirahatan mereka.
Pesona Alam Kaliurang dan Bangunan Sejarah

Perjalanan menuju kaliurang dari arah Jogja akan mengingatkan kita pada lukisan pemandangan saat masih di taman kanak-kanak. Sebuah gunung dengan jalan di tengahnya serta hamparan hijau yang membentang di kedua sisinya dihiasi dengan rumah penduduk, akan menghilangkan penat dalam bingkai lukisan alam.

Diselimuti angin yang berhembus sejuk, bahkan di saat mentari tepat di atas kepala, kesejukan itu masih terasa. Udara yang menari melewati pepohonan dan turun dengan gemulai, memberi rasa segar ketika menerpa tubuh.

Pemandangan Gunung Merapi memberi sensasi tersendiri di kawasan ini. Bagaikan seorang gadis desa yang menutup tabirnya bila sengaja diperhatikan, gunung ini akan tertutup kabut seolah malu bila sengaja datang untuk melihatnya.

Menyusur sisi barat Bukit Plawangan sejauh 1100 meter, menempuh perjalanan lintas alam, melalui jalan tanah yang diapit pepohonan dan lereng rimbun, deretan 22 gua peninggalan Jepang menjadi salah satu keunikan wisata alam Kaliurang.

Di samping keindahan alamnya, Kaliurang juga mempunyai beberapa bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah. Museum ini menguak misteri kebudayaan dan nilai-nilai sejarah Jawa, terutama yang berhubungan dengan putri Kraton Yogyakarta dan Surakarta pada abad ke-19.
Kawasan Rekreasi Keluarga

Berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat, serta menjadi tempat yang menyenangkan untuk rekreasi keluarga.

Bersantai dengan keluarga, orang tua bisa bersantai sambil mengawasi anak-anak bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Di dalam taman seluas 10.000 meter persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam renang mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001 malam dan beberapa jenis hewan ini, anak-anak juga bisa bermain mini car atau memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir di bagian ekornya.

Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Bermain ayunan atau bercanda bersama keluarga di taman bermain yang berada di dalam taman wisata, rasa lelah akan lebur dalam rimbunnya taman perhutani.

Melangkahkan kaki menyusuri sisi timur, melihat beberapa ekor monyet yang berloncatan dan berayun di dahan, menikmati kicau burung di jalur berbatu susun dan tangga berundak di jalan menanjak sejauh 900 meter; mungkin akan sedikit melelahkan, tetapi pemandangan Gunung Merapi di saat cuaca cerah dari Bukit Pronojiwo, akan menggantikan rasa lelah dengan kekaguman. Pada perjalanan ke puncak Pronojiwo, YogYES sempat adu lari dengan seorang turis asing asal Inggris bernama Nick (47 tahun). Meski memenangkan adu lari, tapi perasaan menyatu dengan suasana alamlah yang paling membahagiakan. Air minum yang dijual oleh wanita penjaja minuman di puncak Pronojiwo bisa melepas rasa dahaga sambil menikmati Merapi yang berdiri tegak di tengah rimbunnya hamparan hijau. Setiap hari libur, Merapi bisa dilihat melalui teropong yang disewakan dengan tarif Rp.3000 selama 30 menit.

Sesampainya kembali di lokasi taman bermain, bersantailah sejenak di Tlogo Muncar. Meredakan letih sambil menikmati air yang terjun di sela-sela bebatuan. Biasanya air akan mengalir dengan deras di musim penghujan.

Jika ingin menikmati pemandangan Kaliurang, para pengunjung bisa berkeliling menggunakan kereta kelinci yang dikenal dengan istilah sepoer. Kendaraan ini biasa mangkal di depan taman wisata yang dipenuhi dengan kios-kios penjaja makanan. Jalur yang dilaluinya mengitari kawasan wisata Kaliurang dari timur ke barat. Melewati gardu pandang yang terletak di sebelah barat, Merapi akan terlihat jelas ketika cuaca cerah. Tarif untuk menaiki kendaraan ini Rp.3.000 per orang jika yang naik minimal tujuh orang. Untuk perjalanan eksklusif, Rp.20.000 akan membuat perjalanan layaknya seorang bangsawan.

Bila ingin merasakan sejuknya angin dan heningnya malam di Kaliurang, berbagai villa, bungalow, pesanggrahan atau pondok wisata bisa menjadi pilihan. Tarifnya juga beragam, mulai dari yang 25 ribuan hingga 200 ribuan. Beberapa penginapan yang bisa anda nikmati, antara lain: Bukit Surya (paling disarankan), Puri Indah Inn (bintang 3), Wisma Sejahtera, dll.

Sebelum pulang pastikan untuk membawa sedikit oleh-oleh yang dijajakan. Mulai dari buah-buahan produksi petani lokal hingga makanan khas yakni tempe dan tahu bacem serta jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa).

Hamparan hijau di kaki gunung, udara sejuk dan segala paket kemewahan alamnya, akan meredakan segala kepenatan dan memberikan kesegaran dari hiruk pikuknya perkotaan. 


diambil dari 

http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/places-of-interest/kaliurang/

Rabu, Februari 11, 2009

posisi aman dan nyaman saat mengemudi


Jangan meremehkan posisi mengemudi anda, karena ternyata hal tersebut bisa cukup berpengaruh terhadap kesehatan dan tentunya kenyamanan dalam berkendara. Sikap mengemudi yang baik memudahkan anda mengontrol kendaraan dengan lebih sempurna, hingga selain faktor kenyamanan dan kemudahan, dari segi faktor keamanan pun akan semakin terjaga pastinya. So, berikut tips/saran mengenai bagaimana posisi berkendara yang baik :
Hindari gaya menyetir dengan model badan merebah. Gaya menyetir seperti itu kurang baik karena refleks tangan jadi tak lincah.
Saat menyetir sebaiknya tangan jangan lurus tetapi membentuk siku. Itu membuat Anda punya tenaga yang cukup kuat untuk mengontrol kemudi.
Duduklah dengan lutut membentuk sudut 110 derajat. Dengan posisi tangan dan kaki seperti itu selain melemaskan otot juga memberi jarak pandang jadi lebih jauh.
Perhatikan peletakan tangan yang benar di setir. Sebaiknya tangan kanan pada posisi jam 3, sedang tangan kiri pada posisi jam 9.

Selanjutnya, untuk melakukan perputaran setir saat membelok, area tangan kanan hanya boleh bergerak dari jam 11 sampai jam 6. Sedangkan tangan kiri dari jam 6 sampai arah jam 1. Jangan pernah mengemudi tanpa menggunakan alas kaki apalagi meletakkan alas kaki di bawah jok. Hati-hati saat menginjak pedal rem atau kopling jangan sampai tersangkut sepatu.

http://www.otomotifnet.com/otoforum/showthread.php?t=909


Tips sebelum melakukan perjalanan jauh, ada dua aspek yang harus disiapin.


1. aspek kendaraan
2. aspek pengemudi

Pertama aspek yang paling sering diperhatikan adalah aspek kendaraan. Untuk melakukan perjalanan jauh mobil kita harus dalam kondisi yang prima. Kondisi prima tersebut sangatlah penting karena perjalanan jauh akan membuat mobil bekerja lebih keras daripada hanya seperti dipakai didalam kota saja. Ketika kondisi mobil tidak prima, hal ini akan menyebabkan mobil tidak bisa dipacu semaksimal mungking (inget yah, bukan secepat mungkin!! ) Selain itu kondisi yang tidak prima dapat membahayakan pengemudi dan penumpangnya karena bisa saja terjadi malfunction di mobil Anda yang fatal.

Yang harus diperhatikan :

1. Kondisi mesin.
Kondisi mesin yang prima amatlah penting jika akan melakukan perjalanan jauh. Hal-hal yang harus dicek adalah :
* Sebaiknya ganti oli mesin terlebih dahulu jika sudah lama atau memang waktunya diganti
* Periksakan kondisi filter-filter seperti udara, oli, bensin
* Periksa juga air radiator, oli power steering, oli rem, air untuk wiper(ini sepele tapi penting) sebaiknya campur      sedikit sabun di air wiper supaya kaca lebih bersih
* Sangat dianjurkan untuk tune up
* Jangan lupa setel ketinggian lampu dan bawa spare lampu

2. Kondisi ban

* Periksa tekanan ban, baca keterangan teknis masing-masing untuk tekanan paling ideal.
* Periksa kondisi ban termasuk kembangan ban, sebaiknya ganti ban baru jika sudah halus.
* Periksa apakah ban masih prima dengan kata lain tidak ada benjolan di ban. Jika ada segera ganti ban baru,        karena benjolan tersebut dapat pecah sewaktu-waktu dan membahayakan keselamatan jiwa
* Jangan lupa membawa ban serep yang masih baik. Cek dahulu sebelum berangkat

3. Kondisi kaki-kaki dan rem

* Periksa secara keseluruhan keadaan kaki-kaki, termasuk karet-karet link, kondisi shock, dll
* Periksa kondisi rem, jika sudah mulai tipis segera ganti yang baru. Jangan mengirit soal rem ini. Kasarnya              nyawa kita tergantung sama rem jika terjadi kejadian mendadak dan membutuhkan pengereman mendadak          pula.
* Periksa kondisi oli rem. Jangan lupa.

Yang kedua adalah aspek pengemudi.Aspek kedua ini adalah aspek yang SERING SEKALI diabaikan dan dianggap sepele seakan-akan aspek mobil lah yang paling utama. Sebenarnya anggapan ini salah total dan ga bener banget!!
Seberapa sering kita mendengar berita mengenai kecelakaan yang disebabkan kelalaian pengemudi ataupun pengemudi tidak dapat menguasai kendaraan? think bout it.

YAng harus diperhatikan :

1. Skill mengemudi
Jika memang belum biasa mengemudi luar kota atau perjalanan jauh sebaiknya berpegang kepada pendapat pelan-pelan asal selamat. Yang penting ikuti peraturan lalu lintas yang ada, jangan memaksa mengebut bila tidak terbiasa. Jagalah emosi selama perjalanan, jangan terbawa emosi.
aku bakal membahas mengenai skill mengemudi luar kota ini di postingan selanjutnya. Aku juga harapin ada masukan-masukan dari temen yang lain

2. Kondisi fisik pengemudi

* Jaga stamina pengemudi. Usahakan mendapat istirahat yang cukup pada hari sebelum melakukan perjalanan.        Stamina amatlah penting dalam menyetir jangka panjang atau Endurance Driving.
* Olahragalah sedikir bila badan pegal dijalan. Menepi dan keluar serta jalan-jalan sedikit untuk melemaskan          kaki dan badan yang penat. Sangat dianjurkan dilakukan di pompa bensin terdekat. Jangan di pinggir jalan          raya.

3. Supporting factors

* Makanlah yang sering tapi jangan terlalu kenyang. Makan terlalu kenyang akan membuat ngantuk.
* Bawa makanan ringan dan minuman, tapi jangan makan sambil menyetir.
* Bawa peta
* Jangan lupa isi dulu pulsa HP nya.
* Catat nomor penting.
* Bawa semua kelengkapan berkendara seperti kotak obat, tool kit bag(yang lengkap tentunya jangan yang            kosong)
* Senter